Kamis, 25 Oktober 2012


Pura Tanah Lot

Tanah Lot yang terkenal akan keindahan sunsetnya merupakan salah satu tempat wisata menarik yang ada di Bali

Tanah Lot adalah sebuah objek wisata di Bali, Indonesia. Di sini ada dua pura yang terletak di di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Sad Kahyangan, yaitu pura-pura yang merupakan sendi-sendi pulau Bali. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa. Beliau adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Beliau menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura disana. Beliau juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben akhirnya menjadi pengikut Danghyang Nirartha.

Goa Gajah

Goa Gajah dengan peninggalan kepurbakalaannya merupakan salah satu tempat wisata menarik yang ada di Bali

Pura Goa Gajah terletak di Desa Bedulu, kecamatan Blahbatuh kabupaten daerah tingkat II Gianyar. Jaraknya dari Denpasar Kurang lebih 26 Km, sangat mudah dicapai. Disana ada kios-kios kesenian dan Rumah makan. Pura ini di lingkupi oleh persawahan dengan keindahan ngarai sungai Petanu, berada pada jalur wisata Denpasar – Tampaksiring – Danau Batur – Kintamani. Disekitarnya terdapat tempat-tempat bersejarah seperti Yeh Pulu, Samuan Tiga, Gedung Arca, Arjuna Metapa, Kebo Edan, Pusering Jagat, Penataran Sasih dan lain-lain. Namun Goa Gajah belum diketahui asal usulnya secara pasti. Nama ini perpaduan nama Pura Guwa (sebutan masyarakat setempat) dengan nama kuna yang termuat dalam prasasti-prasasti yakni Ergajah dan Lwa Gajah.

Kerta Gosa Klungkung

Kerta Gosa yang terkenal dengan keunikan Balai Peradilannya merupakan salah satu tempat wisata menarik yang ada di Bali

Kerta Gosa adalah obyek wisata peninggalan budaya Kraton Semarapura, yang difungsikan sebagai tempat untuk mengadili perkara dan tempat upacara keagamaan terutama Yadnya atau potong gigi (mepandes) bagi putra-putri raja. Dari berbagai sumber menyebutkan, fungsi kedua bangunan terkait erat dengan fungsi pendidikan lewat lukisan-lukisan wayang yang dipaparkan pada langit-langit bangunan. Lukisan-lukisan itu, konon, merupakan rangkaian dari suatu cerita dengan tema pokok parwa, Swargarokanaparwa dan Bima Swarga yang memberi petunjuk hukuman karma phala (akibat dari baik-buruknya perbuatan yang dilakukan manusia selama hidupnya) serta penitisan kembali ke dunia karena perbuatan dan dosa-dosanya. Secara psikologis, tema-tema lukisan yang menghiasi langit-langit bangunan Kerta Gosa memuat nilai-nilai pendidikan mental dan spiritual. Lukisan-lukisan di bangunan sejarah itu dibagi menjadi enam deretan secara bertingkat-tingkat. Deretan paling bawah menggambarkan tema yang berasal dari ceritera Tantri. Deretan kedua dari bawah menggambarkan tema cerita Bimaswarga dalam Swargarakanaparwa. Deretan selanjutnya bertemakan cerita Bagawan Kasyapa. Deretan keempat mengambil tema Palalindon, yaitu ciri dan makna terjadinya gempa bumi secara mitologis. Lanjutan cerita bertemakan Bimaswarga terlukiskan pada deretan kelima yang letaknya sudah hampir pada kerucut langit-langit bangunan. Di deretan terakhir atau keenam ditempati oleh gambaran tentang kehidupan nirwana. Selain di langit-langit bangunan Kerta Gosa, lukisan wayang juga menghiasi langit-langit bangunan di sebelah barat Kerta Gosa, tepatnya di Bale Kambang. Pada langit-langit Bale Kambang ini lukisan wayang dengan tema cerita Kakawin Ramayana dan Sutasoma. Pengambilan tema Kakawin ini memberi petunjuk bahwa fungsi bangunan Bale Kambang merupakan tempat diselenggarakannya upacara keagamaan Manusa Yadnya, yaitu kegiatan potong gigi putra-putri raja di Klungkung.

Rabu, 24 Oktober 2012

TRUNYAN “KEUNIKAN DESA BALI AGA”


Melengkapi perjalanan wisata di bali, kali ini kami mengajak penggemar treveling melihat sisi lain Trunyan  yakni salah satu desa tua di Bali. 

Untuk mencapai  Desa Trunyan,  kita akan terlebih dahulu melewati obyek wisata penelokan.  Dari ibu kota propinsi Bali akan menempuh jarak kurang lebih 65 km/ dan dari ibu kota bangli akan menempuh jarak 23 km.Dari Penelokan, anda dapat memandang  indahnya danau  Batur.  Terkadang terlihat perahu boat saat melayani wisatawan dalam setiap penyebrangan dari desa Kedisan ke Desa Trunyan. 
Penggemar treveling ,…..sesaat kita  juga dapat melepaskan pandangan ke alam sekitar melihat panorama  pegunungan dengan hembusan angin yang menyejukkan. 
Sisa –sisa lahar yang membeku dan berwarna hitam yang tersebar merata hampir di seluruh kawasan menjadi suatu daya tarik bagi setiap pengunjung. 
Sedangkan rute obyek yang dilalui, menghubungkan wisata Kawasan Batur dengan wisata Tampaksiring dan Pura Besakih. 
Untuk melengkapi fasilitas wisata yang ada di Kawasan Batur di Desa Kedisan dibangun sebuah dermaga boat  yang khusus melayani penyebrangan menuju ke Trunyan. Untuk satu buah motor boat, biasanya maksimal mampu menampung tujuh orang wisatawan. Dengan tariff angkutan yang terjangkau yaitu Rp 250,000,- per tujuh orangnya dan  para wisatawan dapat mengelilingi wisata danau Batur. Dalam waktu tempuh kurang lebih satu jam  wisatawan benar-benar terpuaskan apabila berkunjung sambil mengelilingi Danau Batur. 
Desa Trunyan yang memiliki banyak keunikan terletak di pinggir danau Batur dan dikelilingi tebing bukit. Konon, ada sebuah pohon Taru Menyan yang menebarkan bau sangat harum.  Konon…Bau harum itu mendorong Ratu Gede Pancering jagat untuk mendatangi sumber bau.

Jumat, 12 Oktober 2012

Bali Zoo Park

Satu lagi tempat wisata Bali yang bisa menjadi alaternative anda liburan di Bali adalah bali zoo park atau kebun binatang bali yang berlokasi di daerah batu bulan gianyar dengan berbagai koleksi binatang yang dimiliki.

Bali zoo park atau kebun binatang bali berlokasi di desa singapadu gianyar hanya 30 menit dari pusat kota denpasar. Sebuah alternative liburan bali murah dengan mengunjungi bali zoo park atau yang lebih dikenal dengan kebun binatang bali berbagai jenis satwa bisa anda lihat di bali zoo park dari penjuru dunia.
bali zoo park
Bali zoo park (open daily 09.00-18.00)

Bali zoo park bali dengan luas taman 12 hektar dengan tata taman atau kebun yang menyerupai habitat aslinya. saat ini bali zoo telah mengkoleksi lebih dari 100 jenis satwa dari burung dari berbagai negara , reftil, gajah, dan masih banyak lagi. Bali zoo di didirikan selain sebagai tempat rekreasi akan tetapi juga dijadikan tempat konservasi dan pengembangbiakan satwa langka seperti jalak bali, dan beberapa jenis primata. Di bali zoo park kita juga bisa menikmati hidangan lezat di restaurant yang dimililikinya dimana restaurant di bali zoo mampu menampung lebih dari 400 orang berbagai hidangan khas dalam maupun luar negari bisa anda pesan disini. restaurant yang diberi nama star boga ini sangat diminati oleh beberapa instansi yang sudah pernah menyewa tempat ini.

Jumat, 28 September 2012

Desa Penglipuran Desa Tradisional Bali


              Desa Penglipuran Desa Tradisional Bali

 
 Desa adat Penglipuran berlokasi di kabupaten Bangli yang berjarak 45 km dari kota Denpasar. Desa adat yang juga menjadi obyek wisata ini sangat mudah dicapai. Karena letaknya yang berada di Jalan Utama Kintamani – Bangli. Suasananya asri dan tentram ketika kita mulai menjejakan kaki. Letaknya tidak jauh dari Denpasar, cukup 45 menit bila menggunakan kendaraan pribadi atau umum. Namun jika telah melewati gerbang, mobil tak lagi tampak. Hanya pejalan kaki dan sepeda motor yang bisa melalui jalan utama.
Kawasan ini telah didaulat menjadi desa adat Bali sejak tahun 1992. Hal itu berangkat dari penampilan fisik desa dan budayanya yang tidak berubah, meskipun telah tersentuh teknologi.